Rabu, 19 November 2014

Kopi Toraja

Tongkonan rumah adat Toraja
Sejarah Singkat Kopi Toraja

Di wilayah Indonesia, kopi mulai ditanam pada abad ke-17 dan ini hanya untuk kalangan atas orang orang Belanda. Pada zaman penjajahan tentara Jepang, piak Jepang mencoba membuka perkebunan kopi di Toraja namun gagal. Dengan demikian, kopi Toraja hilang di pasar sejak zaman Perang Dunia ke Dua.

Sesudah perang dunia ke dua, seseorang Jepang yang bernama, Mr. Oki, presiden perusahaan perdagangan kopi, mendengar adanya kopi yang bagus di Toraja namun sudah punah. Dia bermimpi membuat ulang kopi Toraja lalu memutuskan untuk mencari bibit-bibit kopi d wilayah pegunungan dengan kuda atau jalan kaki selama satu bulan lebih.


Berbagai kesulitan dihadapi oleh tim yang dipimpin oleh Mr. Oki. Akhirnya, mereka menemukan beberapa bibit kopi dan mencoba mengebangkannya kembali dan secara perlahan mulai memperbanyak bibitnya. Lalu, mereka bermimpi membuka lahan untuk membuat perkebunan kopi Toraja yang akan diekspor ke pasar dunia.


Kopi Toraja

Kopi Toraja adalah kopi yang memiliki rasa yang khas, rata-rata penikmat kopi tahu akan ke-khas-an rasa dari kopi Toraja ini. Kopi Toraja merupakan kopi yang dihasilkan dari Tana Toraja.

Kopi Toraja ini adalah kopi yang memiliki kandungan asam yang rendah dan memiliki isi yang berat. Kopi Sulawesi dan Kopi Sumatra memiliki rasa yang hampir serupa, seperti rasa tanah dan hutan (bisa kebayang gak rasanya seperti apa ya...). Rasa tersebut muncul karena terpengaruh pemrosesan setelah biji kopi dipetik.

Kelebihan Kopi Toraja dengan kopi yang lain:
Toraja Coffee
  • Memiliki rasa asam yang khas yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta
  • Aroma lebih harum dan tekenal memiliki soft aroma 
  • Memiliki rasa kental disesap mulut
  • Memiliki rasa mild atau halus
  • Terkenal akan taste pahit mantap  

Kopi Toraja terbaik dan paling terkenal di Sulawesi adalah Kopi Toraja Kalosi, bahkan jenis kopi ini telah tercatat pada situs besar seperti wikipedia. Kopi di Toraja termasuk dalam jenis kopi Arabika. Konon, biji kopi Arabika di Toraja pertama kali ditanam pada tahun 1750. Karena ke-khas-an dari aromanya, sehingga banyak yang memilih meminumnya tanpa campuran bahkan tampa gula sekalipun.

Rasa tersebut sangat dipengaruhi oleh proses pemetikan biji kopi menggunakan teknik tertentu. Ketenaran kopi Toraja hampir menyaingi popularitas kopi Luwak Indonesia. Sekarang, tinggal bagaimana kita mencintai kopi Toraja atau semua kopi khas Indonesia kemudian memperkenalkannya keseluruh penjuru dunia.

Mau bergabung dengan KOALISI ( Komunitas Kopi Arabika Asli Indonesia ) silahkan kunjungi di facebook kami.



sumber: torajacybernews dan wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar